Program Harvest Internasional Curriculum
Trimester 3
Penginjilan dengan Kuasa Sesi 1 dari 5
Topik Sesi 1: Amanat Agung.
Bagian 1: Daftar Ayat Renungan.
Markus 16 : 20 “Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.”
Kisah Para Rasul 2 : 1-4 “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”
Bagian 2: Topik Kuliah.
Pendahuluan.
Sesi ini diajarkan oleh Evangelist Reinhard Bonnke. Beliau adalah seorang evangelis dan misionaris dari Jerman yang dikenal karena misi penginjilannya di seluruh Afrika. Evangelist Reinhard Bonnke adalah pendiri Lembaga Penginjilan Christ for All Nations. Pada sesi ini, Evangelist Reinhard Bonnke mengajarkan rahasia dunia penginjilan dengan api Roh Kudus. Inilah yang mengubah murid-murid yang tidak percaya menjadi orang-orang percaya yang pergi untuk mengabarkan Firman Tuhan dengan disertai tanda-tanda dan mujizat.
1. Yesus Memberikan Amanat Agung kepada Murid-muridNya.
Dalam sesi ini kita akan membicarakan mengenai Amanat Agung yang diambil dari Injil Markus.
Markus 16 : 9-14 berkata “Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.”
Dari ayat-ayat ini kita dapatkan bahwa meskipun para murid sudah dijelaskan sampai tiga kali berturut-turut bahwa Yesus telah bangkit dari mati, namun mereka tetap tidak percaya. Ayat ke 14 menjelaskan mereka tidak percaya kerena kedegilan atau kekerasan hati mereka, padahal sudah banyak saksi-saksi yang melihat Yesus telah bangkit. Kata ketidak-percayaan ini diterjemahkan dari kata Yunani “apistian” yang berarti tidak percaya, tidak setia, tidak taat. Sedangkan kata kedegilan hati diterjemahkan dari kata Yunani yang “sklerokardian” yang berarti keras hati, kesesatan, tegar hati, atau kemiskinan rohani. Kepada murid-murid yang tidak percaya inilah Yesus datang dan berkata di Markus 16 : 15 “Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.’” Kita mendapati di sini bagaimana Yesus tetap mempercayakan pengabaran Injil kabar baik ini kepada murid-murid-Nya yang masih tidak percaya tersebut. Pengabaran Injil adalah kehendak dari Tuhan, dan Tuhan tetap bisa menggunakan orang-orang yang belum memiliki iman yang belum teguh, seperti kita akan dapati terjadi di Kisah Para Rasul.
Diskusi Kelompok Bagian 1:
Bagaimana mungkin masih ada ketidak-percayaan dalam hati para murid Yesus tentang kebangkitanNya, padahal mereka sudah berjalan dan melayani bersama Yesus selama lebih dari tiga tahun?
2. Murid-Murid yang Tidak Percaya Tersebut Dapat Menggenapi Amanat Agung. Ini bisa dimungkinkan karena kuasa Roh Kudus yang dicurahkan saat hari Pentakosta. Pencurahan Roh Kudus mentransformasikan murid-murid sehingga misi Amanat Agung dapat tergenapi. Markus 16 : 20 “Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” Kuasa Roh Kudus mengubah misi yang mustahil menjadi misi yang berhasil. Kuasa Roh Kudus mengubah murid-murid yang tadinya tidak percaya menjadi murid-murid yang menyala-nyala:
2.A. Pergi dan bertindak untuk melakukan pemberitaan Injil. Yang murid-murid lakukan adalah pergi, bertindak, dan memberitakan Injil ke segala tempat. Mereka tidak lagi menanti-nantikan Tuhan seperti yang dilakukan para hamba Tuhan dalam Perjanjian Lama. Kisah Para Rasul 2 : 1 berkata “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.” Di sinilah terakhir kali murid-murid melakukan penantian, yaitu di loteng atas Yerusalem. Mereka menantikan kuasa dari tempat tinggi. Kuasa itu telah tercurah, dan sekarang Tuhan-lah yang menantikan kita untuk bertindak dan memberitakan Injil-Nya.
2.B. Penginjilan yang dipimpin Roh Kudus adalah penginjilan yang memiliki kuasa. Apa yang mendorong murid-murid pergi ke segala penjuru untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk? Kisah Para Rasul 2 : 1-4 “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” Inilah kuasa Roh Kudus yang mendorong murid-murid pergi ke segala penjuru untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk. Penginjilan di bawah pimpinan Roh Kudus itulah penginjilan yang memiliki kuasa.
Diskusi Kelompok Bagian 2:
Dalam melaksanakan Amanat Agung, apakah kita harus menunggu dan menanti-nantikan Tuhan untuk menyatakanNya kepada kita? Atau apakah kita bisa langsung melangkah dan melakukan penginjilan? Jelaskan.
3. Hubungan Pencurahan Roh Kudus dengan Amanat Agung.
3.A. Kisah Para Rasul 2 : 3 “dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.” Setiap kepala atau setiap orang diberikan satu nyala api, karena kata-kata “nyala api yang bertebaran“ itu berarti ada api-api kecil yang turun dan hinggap pada tiap-tiap orang. Kata “hinggap” ini diterjemahkan dari kata Yunani “ekathisen” yang berasal dari kata dasar “kathizo” yang berarti diam, tinggal, atau menetap. Demikianlah api Roh Kudus itu ada dan tinggal bersama-sama dengan kita.
3.B. Allah memiliki rencana dan tujuan yang khusus. Ketika Allah memberikan Api Roh Kudus dan kuasaNya kepada kita, tujuannya adalah untuk memampukan kita memberitakan Injil Kerajaan Sorga ke seluruh dunia dalam rangka menggenapi Amanat Agung. Api Roh Kudus ini diibaratkan seperti pembangkit tenaga listrik yang membakar hati dan pikiran kita. Petrus berkata dalam Kisah Para Rasul 3 : 6 “Tetapi Petrus berkata: ‘Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!’” Petrus memiliki pembangkit tenaga listrik tersebut yang telah membakar hatinya.
3.C. Injil adalah Kabar Baik yang membakar. Seorang penginjil adalah pengkhotbah yang membakar, karena firman Allah adalah kuasa Allah untuk keselamatan bagi setiap orang yang percaya. Tetapi mengapa ada orang-orang yang tubuhnya dikuasai oleh iblis? Karena iblis hanya bisa berdiam atau tinggal pada tempat yang dingin atau suam-suam kuku. Kita harus menjadi sebuah bejana yang dibakar oleh Api Roh Kudus dan Firman Tuhan. Iblis tidak bisa tinggal di dalam bejana Tuhan seperti itu.
Diskusi Kelompok Bagian 3:
Bagaimana caranya Api Roh Kudus membuat misi yang tidak mungkin menjadi misi yang berhasil?
4. Tujuan Amanat Agung.
4.A. Saat kita pergi untuk memberitakan Injil maka:
4.A.1. Orang-orang akan diselamatkan.
4.A.2. Orang-orang akan berbalik dari jalan-jalannya yang jahat.
4.A.3. Orang-orang dilepaskan dari keterikatan dosa.
4.A.4. Orang-orang disembuhkan dari sakit penyakit.
4.A.5. Orang-orang dipulihkan.
4.B. Kita diberi kehormatan untuk memberitakan Injil. Evangelist Reinhard Bonnke bersaksi saat beliau ditahbiskan dan diutus ke Afrika untuk misi penginjilan. Pada awal penginjilannya di Afrika, beliau tidak melihat adanya kebangkitan rohani di sana. Kemudian Tuhan memproses dan menyadarkan beliau untuk tidak lagi dituntun oleh pemikirannya sendiri, melainkan membuka diri akan kebenaran firman Tuhan dan melakukan hanya kehendak Tuhan. Pada akhirnya beliau melihat kuasa Tuhan bekerja. Tuhan membuat segala sesuatu menjadi mungkin bagi Evangelist Reinhard Bonnke untuk menjangkau jiwa-jiwa, memenangkan generasi ini bagi Tuhan. Tetapi kita tidak akan dapat menjangkau jiwa-jiwa dengan hanya duduk diam. Kita harus mengambil insiatif untuk pergi keluar dan memberitakan injil kepada segala makhluk. Saat itulah Tuhan akan turut bekerja dan meneguhkan Firman-Nya dengan tanda-tanda ajaib.
Penutup.
Murid-murid Yesus umumnya adalah orang-orang yang tidak berpendidikan. Mereka hanyalah nelayan biasa, penuh dengan ketidak-percayaan dan memiliki hati yang keras. Tetapi Yesus tetap mempercayakan Amanat Agung kepada mereka. Hal yang kelihatannya mustahil dilakukan oleh para murid dimungkinkan oleh Tuhan karena kuasa Roh Kudus. Ketika api Roh Kudus itu turun di hari Pentakosta, para murid dimampukan untuk melaksanakan Amanat Agung. Ini masih berlaku bagi kita sekarang. Kita harus menjadi pembawa api Roh Kudus itu untuk pergi dan memberitakan Injil.
Diskusi Kelompok Bagian 4:
Saat kita melakukan penginjilan, bagaimana kita mengetahui bilamana kita sedang melakukan kehendak Allah atau tidak?