Program Harvest Internasional Curriculum
Trimester 3
Kelompok Sel Sesi 3 dari 5
Topik Sesi 3: Membangkitkan Pemimpin Baru di Kelompok Sel
Bagian 1 : Daftar Ayat Renungan
2 Timotius 2 :1-2 “Sebab itu, hai anakku,jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”
Titus 2 : 7 “dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.”
Markus 16 : 15-16 “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”
Bagian 2 : Topik Kuliah
Pendahuluan
Di sesi pertama kita sudah belajar tentang 3 utama tujuan gereja, yaitu: 1. Menggembalakan jemaatnya dengan baik, 2. Menginjil mereka yang terhilang, dan 3. Membangkitkan pemimpin-pemimpin baru. Di sesi ini kita akan membahas tujuan ketiga, yaitu cara membangkitkan pemimpin-pemimpin baru. Kepemimpinan merupakan sangat di butuhkan gereja-gereja Tuhan. Namun, seringkali gereja lokal tidak tahu bagaimana cara membangkitkan pemimpin baru. Kita cenderung hanya menunjuk orang lain untuk terlibat di dalam gereja, atau memberikan mereka posisi dan gelar meskipun mereka belum membuktikan karunia yang mereka miliki. Di sesi ini kita akan menunjukkan bahwa membangkitkan pemimpin-pemimpin baru bisa dilakukan secara efektif dalam kelompok sel.
1. Membangkitkan Pemimpin di Kelompok Sel.
1.A. Kepemimpinan dimulai dari sebuah kelompok sel. Setiap anggota kelompok sel harus membuktikan bahwa mereka setia dan dapat dipercayai. Dalam pembuktian inilah maka mereka akan semakin maju dan dapat dipertanggun-jawabkan dalam memimpin di gereja. Seperti dalam sebuah perlombaan, semua diawali dari garis start bersama-sama, dan garis start itu bagi setiap pemimpin gereja adalah kelompok sel. Setiap anggota kelompok sel memiliki karunia yang berbeda-beda. Tuhan telah menganugerahkan karunia-karunia ini untuk membawa setiap anggota kelompok sel agar mereka semakin maju, dan bahkan dapat bertumbuh lipat kali ganda. Di Bogota, Kolombia, ada seorang anak muda yang memulai kelompok sel dengan 60 anak-anak muda dalam suatu gereja. 7 tahun kemudian kelompok ini bertumbuh menjadi 3.400 kelompok sel anak-anak muda. Si pemimpin ini mempraktekkan karunia-karunia yang dimilikinya pertama dalam kelompok selnya terlebih dahulu. Tentu saja setiap pemimpin memiliki cara-cara yang unik sesuai dengan karunianya. Tetapi di sini kita belajar bahwa melalui kelompok sel maka karakter kesetiaan seseorang dapat dibuktikan.
1.B. Paulus memberi gambaran mengenai empat generasi kepemimpinan. 2 Timotius 2 : 1-2 “Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” Ayat ini menggambarkan bagaimana kepemimpinan Rasul Paulus diteruskan kepada generasi-generasi pemimpin yang selanjutnya:
1.B.1. Paulus adalah pemimpin yang pertama.
1.B.2. Timotius adalah pemimpin penerus generasi yang kedua.
1.B.3. Timotius mengajarkan kepada orang orang lain yang setia dan dapat dipercaya, dan mereka menjadi pemimpin penerus generasi ketiga.
1.B.4. Orang orang yang setia ini lalu akan mengajarkan kepada generasi ke empat, dan ini berlangsung terus pada generasi-generasi selanjutnya.
Inilah pola regenerasi kepemimpinan gereja. Kita dapat melakukan ini dengan efektif dalam kelompok-kelompok sel. Dalam kelompok sel kita dapat mengikuti pertumbuhan iman seseorang yang dimulai dengan mendengar Firman, bertobat, percaya, lalu diselamatkan. Lalu di dalam kelompok sel kita mengajar mereka, dan sebaliknya mereka memiliki kesempatan untuk membuktikan kesetiaan pelayanannya untuk kemudian dibentuk menjadi pemimpin-pemimpin baru.
2. Bagaimana Menemukan Pemimpin-Pemimpin Baru.
Ada empat urutan langkah-langkah hal yang bisa kita lakukan di gereja dalam upaya menemukan dan melatih pemimpin-pemimpin baru sesuai dengan Markus 16 : 15-18.
2.A. Mereka diberitakan Injil atau mendengarkan khotbah. Markus 16 : 15 “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Kita perlu khotbahkan injil di gereja, di kelompok sel, melalui TV, Radio, dan sarana-sarana lainnnya. Jika ada orang-orang yang meresponi Injil tersebut hal pertama yang kita harus pastikan adalah: apakah mereka sudah diselamatkan? Kita bertanggung jawab untuk memastikan mereka mengerti arti keselamatan. Jika mereka belum mengerti, maka kita harus membimbing atau menginjili mereka lebih lanjut agar mereka menerima keselamatan.
2.B. Mereka dibaptis. Markus 16 : 16 “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Baptisan merupakan hal yang penting dilakukan oleh gereja. Setelah khotbahkan dan pastikan keselamatan mereka, mereka lalu digembalakan dan dibaptis. Setelah itu mereka dimasukkan ke dalam kelompok sel, tempat mereka dibangun lebih lanjut dalam pengertian serta iman percayanya. Terkadang kita bisa mengadakan retret dalam upaya menggembalakan mereka. Kita bisa baca ini di Markus 8 : 22-26, di mana di ayat ini Yesus membawa seorang buta keluar dari kota Betsaida karena kota itu dipenuhi orang orang yang tidak percaya. Dalam pertemuan retret kita punya kesempatan untuk melayani masalah-masalah pribadi, atau mengadakan pelayanan pelepasan bagi mereka yang hidup dalam keterikatan, sihir, kebiasaan buruk, kepahitan, dan pergaulan bebas, sehingga mereka dibebaskan dan bisa hidup dipenuhi oleh Roh Kudus.
2.C. Mereka dimuridkan. Markus 16 : 17-18 “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Di taraf ini kita mulai mempersiapkan mereka untuk masuk dalam pemuridan, yang bisa dilakukan dengan membuka kelas-kelas khusus. Saat Yesus berkata: “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya,” di sini Yesus mulai membedakan bagaimana kuasa Tuhan menyertai para murid-murid yang seharusnya. Mereka menyembuhkan orang sakit dan memiliki kuasa untuk mengalahkan setan. Dalam kelas-kelas ini mereka diajarkan tentang doa dan peperangan rohani, mengenai pengudusan, pengertian lebih dalam mengenai Firman Tuhan, dan bagaimana menjadi murid-murid Yesus yang hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus.
2.D. Mereka dijadikan pemimpin-pemimpin baru. Markus 16 : 19 -20 “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” Di taraf ini mereka dikirim keluar dan mulai memimpin kelompok sel baru, atau bahkan menanam gereja. Mereka telah diperlengkapi untuk melakukan pekerjaan pelayanan, dan mereka mulai menjadi pemimpin-pemimpin baru. Penting ditekankan di sini bahwa setiap pemimpin baru ini memulainya dengan kedisiplinan dan kesetiaan dalam kelompok sel terlebih dahulu. Hanya mereka yang telah menyelesaikan pelatihannya dengan baik yang dapat dibentuk menjadi seorang pemimpin. Proses pelatihan ini merupakan sebuah proses yang amat penting, tanpa proses ini mereka tidak dapat dibentuk menjadi pemimpin-pemimpin yang baik. Di gereja pastor Larry Stockstill, mereka memiliki kelas kepemimpinan yang berdurasi 12 minggu. Di kelas ini mereka diajarkan cara memimpin kelompok sel dengan pertama-tama menemukan karunia rohani mereka masing-masing. Lalu mereka juga diajarkan prinsip-prinsip karakter berintegritas. Setelah melalui kelas ini barulah mereka diberikan tanggung jawab untuk memimpin sebuah kelompok sel. Mereka-mereka ini adalah orang-orang yang telah menerima Kristus, telah dibaptis, sudah dilepaskan dari ikatan, dan telah menyelesaikan pelatihan pemuridannya. Tiap-tiap anggota kelompok sel harus melalui empat tahapan ini. Keseluruhan proses ini merupakan tantangan bagi para gembala gereja untuk terus membangkitkan kepemimpinan generasi-generasi berikut.
3. Pentingnya Pendampingan atau Mentoring.
2 Timotius 2 : 2 “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” Titus 2 : 7 “dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.”
3.A. Pelatihan kepemimpinan di Perjanjian Lama. Di Perjanjian Lama, setiap generasi memiliki generasi berikut yang disebut anak-anak, dan anak-anak ini adalah penerima warisan Tuhan. Tetapi mereka bukan saja anak-anak lahiriah, mereka juga adalah anak-anak rohani. Demikian juga para pemimpin harus menghasilkan anak-anak rohani yang menjadi pemimpin penerus. Sebagai contoh:
3.A.1. Musa. Musa membangkitkan pemimpin baru, yaitu Yosua. Yosua selalu menyertai Musa siang dan malam sampai Musa meninggal, sebelum Yosua mengambil alih tampuk kepemimpinan Musa.
3.A.2. Nabi Elia. Di gunung Horeb Tuhan berfirman agar Elia mengurapi Elisa menjadi nabi yang menggantikannya (1 Raja-Raja 19 : 9-16). Elisa lalu melayani bersama Elia setiap hari terlebih dahulu, sampai suatu hari Elia terangkat ke sorga dengan kereta berapi. Elisa lalu mendapatkan Jubah Elia, meminta porsi ganda urapan Elia, dan menerimanya. Seumur pelayanannya, nabi Elia membuat 8 mujizat, sedangkan nabi Elisa tercatat membuat 16 mujizat. Keberhasilan kepemimpinan Elia dan Musa adalah memastikan mereka menemukan orang yang melanjutkan pekerjaan mereka. Setiap pemimpin harus memiliki visi ini, sehingga pemimpin bukan hanya memikirkan apa yang bisa ia kerjakan sendiri, tetapi juga berapa banyak pemimpin-pemimpin baru yang dapat dibangkitkan.
3.B. Pelatihan kepemimpinan di Perjanjian Baru.
3.B.1. Yesus. Di danau Galilea Yesus melihat dua orang lalu Ia berkata “Ikut Aku, Aku akan menjadikan Engkau penjala manusia.“ Ia katakan itu kemudian kepada dua orang lagi, lalu kemudian kepada satu lagi sampai Yesus memiliki 12 murid. Ke 12 murid ini selalu bersama sama dengan Yesus. Yesus mengajarkan mereka cara berdoa, lalu mengutusnya secara berpasangan. Di Lukas 10 : 1 dikatakan Yesus mempunyai 70 murid. Tetapi saat Yesus bangkit di hari ke tiga, Ia mempunyai 500 orang percaya. Kehidupan Yesus telah dilipatgandakan dengan keberadaan murid-muridNya. Yesus membangkitkan pemimpin-pemimpin baru dari para murid-muridNya.
3.B.2. Rasul Paulus. Rasul Paulus tidak pergi melayani sendirian, tetapi ia melayani bersama sama dengan Titus, Lukas, Timotius, dan murid-murid lainnya. Rasul Paulus mencurahkan kehidupannya kepada mereka, karena Paulus memahami pentingnya membangkitkan para pemimpin-pemimpin baru.
3.C. Prinsip Kepemimpinan Rasul Paulus. Paulus memberikan prinsip prinsip kepemimpinan Dalam 1 Timotius 3 : 1-8 “Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah." Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah.” Di bagian ayat di atas Rasul Paulus menekankan pentingnya mengumpulkan orang-orang yang setia dan dapat dipercayai. Ini adalah metode yang dapat dilakukan dengan baik hanya dalam kelompok sel. Dalam kelompok sel seorang pemimpin dapat diuji bilamana ia dapat dipercayai. Dalam kelompok sel juga seorang pemimpin diberikan kesempatan menunjukkan, melatih, dan mengasah karunia-karunia rohaninya. Kepemimpinan yang baik dalam kelompok sel adalah jika dari kelompok sel yang kecil ini dapat berlipat ganda. Tetapi jika anggota kelompok sel ini semakin berkurang maka biasanya berarti ada suatu kendala dalam kepemimpinannya. Mungkin pemimpinnya belum dipersiapkan dengan baik, atau kelompok ini kurang berdoa, tidak ada perhatian kepada jiwa-jiwa baru, atau tidak memiliki visi untuk orang orang yang terhilang. Dalam kelompok sel inilah kita dapat melihat kemampuan seorang pemimpin, juga dapat melihat potensi-potensi kepemimpinan dari anggota-anggotanya sebagai pemimpin-pemimpin masa depan.
Penutup
Setiap kita harus mulai menghasilkan para pemimpin baru melalui kelompok sel kita. Bila kita adalah pemimpin kelompok sel, maka kita bertanggung jawab menjadi mentor para anggota kelompok sel agar mereka dibangkitkan menjadi pemimpin-pemimpin. Bila kita adalah anggota kelompok sel, maka kita harus bersedia dibimbing dan dilatih menjadi pemimpin generasi berikut.
Bagian 3: Diskusi Kelompok
1. Perhatikan bagaimana gereja anda membangkitkan pemimpin-pemimpin generasi baru. Apakah caranya sesuai dengan materi ini? Jelaskan.
2. Jelaskan dengan kata-kata anda sendiri, bagaimana cara kita menemukan orang orang yang memiliki potensi menjadi pemimpin-pemimpin dalam Kerajaan Allah di masa depan?